Kesehatan sosial ialah perikehidupan didalam masyarakat sedemikian
rupa sehingga setiap warga Negara mempunyai cukup kemampuan untuk
memelihara dan memajukan kehidupan sendiri serta kehidupan keluarganya
dalam masyarakat yang memungkinkan bekerja, beristirahat dan menikmati
hiburan pada waktunya. Jelas kiranya bahwa pengertian sehat adalah
bersifat menyeluruh, menyangkut segala aspek manusia sebagai makhluk
psikososiosomatis, suatu kebulatan antara jiwa raga dan lingkungannya.
Pengertian Sehat
Dalam rangkaian pengetahuan fisiologi olahraga, pengertian sehat
nanti hanya akan dikemukakan terutama dalam hubungannya dengan fungsi
alat-alat tubuh saja dalam dalam melaksanakan tugasnya untuk mendukung
terlaksananya kegiatan jasmani yang diperlukan. Soedjatmo Soemowardojo
menyatakan bahwa sehat menurut ilmu faal, adalah normalnya fungsi alat-alat tubuh.
Oleh karena fungsi alat-alat tubuh berubah-ubah antara keadaan
istirahat dan kerja maksimal seseorang, maka sehat ditinjau dari segi
ilmu faal dapat dibagi dalam dua tingkat:
- Sehat statis : keadaan dimana fungi alat-alat tubuh dalam keadaan normal pada waktu istirahat.
- Sehat dinamis : keadaan dimana organ-organ tubuh berfungsi normal pada waktu melakukan kerja.
Orang yang sehat dinamis adalah juga sehat statis, tetapi yang sehat
statis belum tentu sehat dinamis. Contoh: Pada penderita penyakit
jantung yang belum parah gejala akan tampak apabila orang tersebut
melakukan aktivitas.
Jelas bahwa seseorang yang fungsi alat-alat tubuhnya hanya mampu
melayani dan menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan jasmani pada
saat istirahat saja, atau dikatakan pula hanya dalam keadaan sehat
statis saja adalah sangat tidak produktif. Lain halnya pada seseorang
yang dalam keadaan sehat dinamis, akan dapat menyesuakan dengan tuntutan
jasmani. Karena tuntutan jasmani untuk kerja sangat bervariasi antara
kerja ringan sampai kerja berat, maka berarti sehat dinamis adalah
merupakan pengertian yang relatif dan berubah-ubah antara keadaan
istirahat dan keadaan kerja maksimal seseorang.
Pengertian Kesegaran Jasmani
Secara harfiah physical fitness berarti kesesuaian fisik atau
kecocokan jasmani. Dan hal yang harus sesuai dan dicocoki ialah
tugas-tugasnya, yang dalam penunaiannya tergantung dari aspek-aspek
jasmaniah dan rokhaniah individu bersangkutan. Misalnya untuk mencapai
prestasi yang setinggi-tingginya diperlukan kesesuaikan bentuk tubuh
cabang olahraga bersangkutan, efektivitas organ-organnya untuk cabang
olahraga tersebut, dan pandangan atau sikap individu untuk melaksanakan
kegiatan tersebut.
Sehingga timbullah istilah:
– anatomical fitness
– physiological fitness
– psychological fitness.
Seseorang dikatakan mempunyai anatomical fitness untuk melakukan
suatu usaha/kegiatan, apabila ia memenuhi persyaratan kelengkapan
anggota-anggota tubuh yang diperlukan untuk melakukan kegiatan itu.
Seseorang dikatakan mempunyai physiological fitness untuk melakukan
suatu kegiatan, bila ia dapat melakukannya dengan tangkas dan dapat
pulih (recovery) kembali dengan cepat dari keadaan yang timbul sebagai
akibat kegiatan tersebut. Semua kegiatan memerlukan kekuatan otot,
ketangkasan dan daya tahan walaupun tidak sama untuk bermacam-macam
kegiatan. Secara singkat physiological fitness ialah kemampuan tubuh
untuk berfungsi secara optimal.
Seseorang dikatakan mempunyai psychological fitness untuk melakukan
suatu kegiatan, bila ia mempunyai sifat-sifat mental yang diperlukan,
misalnya kemauan yang besar yang memungkinkan mengatasi atau tidak
menghiraukan rasa yang tidak menyenangkan, rasa sakit dan sebagainya
sebagai akibat dari berlangsungnya kegiatan tersebut.
Profesor Soetarman mengemukakan definisi kesegaran jasmani yang
kiranya sudah cukup dapat dipakai sebagai sebagai pedoman dalam
menghadapi kesimpang-siuran pengertian physical fitness tersebut diatas
sebagai berikut:
“Kesegaran jasmani adalah aspek fisik menyeluruh yang memberi
kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan
dapat menyesuaikan diri pada tiap-tiap pembebanan fisik (Physical
stress) yang layak”
Berat tugas fisik pada seseorang adalah sangat individual, dan
tergantung pada tugas pekerjaan masing-masing. Misalnya berat tugas
fisik karyawan adsministrasi tentu berbeda dengan karyawan produksi,
berbeda dengan staf ahli, berbeda dengan olahragawan dan sebagainya.
Semakin berat tugas fisik yang harus dilakukannya, makin tinggi pula
kesegaran jasmani yang harus dimilikinya.
Menurut Soedjatmo Soemowerdoyo (1984) kesegaran jasmani (physical
fitness) lebih bertitik berat pada physiological fitness: yaitu
kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam
batas-batas fisiologis terhadap keadaan lingkungan (ketinggian,
kelembaban, suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik dengan cara yang
cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan, sehingga masih dapat
melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat rekreatf dan telah
mengalami pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama pada
esok harinya.
Dari pengertian tersebut diatas dapatlah disimpulkan bahwa pada
dasarnya “physiological fitness” adalah derajat sehat yang sesuai dengan
tugas fisik yang harus dilakukan oleh orang tersebut, sehingga
kesegaran jasmani sesungguhnya adalah suatu pengertian yang bersifat
relatif.
Menambah kesegaran jasmani, berarti mengadakan latihan; dan latihan
jasmani berarti menambah kekuatan otot dan daya tahan. Dengan
bertambahnya kekuatan otot, sikap tubuh menjadi lebih baik, orang dapat
lebih lama berdiri tanpa jatuh pingsan dan kemungkinan pembesaran
vena-vena di tungkai (varices) berkurang. Dengan meningkatnya
kapilarisasi (bertambahnya pembuluh-pembuluh kapiler yang aktif) di
dalam otot jantung, sebagai latihan terhadap daya tahan, akan mengurangi
kemungkinan mendapatkan serangan jantung (penyakit jantung iskemik).
Pada hakekatnya kesegaran jasmani menyangkut kemampuan penyesuaian
tubuh seseorang terhadap perubahan faal tubuh yang disebabkan oleh kerja
tertentu, dan menggambarkan derajat sehat seseorang untuk berbagai
tingkat kegiatan fisik.
Kita mengetahui bahwa untuk dapat melakukan sesuatu kerja diperlukan
kondisi jiwa dan raga yang sepadan dengan tingkat kerja itu. Bagi
seorang karyawan kantor misalnya, diperlukan kerja fisik dan mental yang
berlainan daripada seorang pengemudi dan ia akan mempunyai kondisi yang
berlainan pula dibandingkan pesilat terlatih. Jadi untuk setiap jenis
pekerjaan diperlukan kondisi dan sarat faal yang sepadan sehingga
kesegaran jasmani adalah derajat sehat yang sesuai dengan beratnya tugas
fisik yang harus dilakukan seseorang. Dengan demikian maka kesegaran
jasmani diartikan sebagai tingkatan kesehatan yang sesuai bagi tubuh
untuk melakukan pekerjaan tertentu. Dengan demikian di dalam kesegaran
jasmani didapatkan tiga unsur yaitu unsur sehat, unsur sesuai bagi
tubuh, dan unsur kerja. Unsur sehat berarti alat-alat tubuh dalam
keadaan normal tanpa ada gangguan seperti sakit demam, cedera otot dan
lain-lain yang mengganggu aktivitas tubuh.
Sesuai bagi tubuh diartikan sebagai suatu kemampuan tubuh untuk
menyesuaikan diri atau mengadaptasikan diri sedemikian rupa terhadap
kerja, sehingga tidak lekas lelah dan dapat tetap aktif melaksanakan
tugasnya sampai tua.
Sedangkan kerja , latihan pada hakekatnya merupakan peningkatan dari
proses-proses faal dan biokimia sebagai jawaban terhadap meningkatnya
tuntutan yang dibebankan kepada organ-organ tubuh, maupun seluruh system
tubuh kita.
Selain daripada itu perlu diperhatikan bahwa didalam proses
kehidupan, tubuh kita selain harus mempunyai kondisi fisik dan mental
yang sesuai untuk pekerjaannya, juga harus mampu dan cepat dapat
mengadakan readaptasi terhadap setiap kondisi kerja yang berubah. Jadi
diperlukan suatu tenaga cadangan fisik maupun mental yang baik sehingga
gairah untuk menyelesaikan pekerjaan yang meningkat dapat terjamin.
Kesegaran jasmani seperti diuraikan ini merupakan kesegaran jasmani
faali, yaitu terbentuknya tenaga cadangan pada organ-organ tubuh maupun
system-sistem tubuh, sehingga manusia sebagai suatu keseluruhan sanggup
dan siap untuk melakukan tugas-tugas yang diharapkan darinya.
Menurut Dangsina Moeloek, dari segi ilmu faal kesegaran jasmani diartikan kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Dalam bidang olahraga, untuk mencapai prestasi yang tinggi, adanya kesegaran jasmani yang tinggi (baik) pada olahragawan merupakan syarat mutlak yang tidak boleh diabaikan. Adanya tingkat kesegaran jasmani yang tinggi akan dapat meningkatkan penampilan dan mengurangi kemungkinan terjadinya cedera.
Kesegaran Jasmani, Kesehatan dan Produktivitas Kerja
Dari uraian-uraian diatas jelaslah bahwa pengertian kesehatan secara
fisiologis dan kesegaran jasmani saling mengisi, sehingga dapatlah
kiranya secara mendasar dikatakan sama. Hal ini dapat diungkapkan
sebagai berikut:
- Kesegaran jasmani dimiliki oleh semua orang baik yang mempunyai derajat sehat yang tinggi maupun yang mempunyai derajat sehat yang tinggi maupun yang mempunyai derajat sehat yang rendah.
- Pembinaan/peningkatan kesegaran jasmani berarti pembinaan/peningkatan derajat sehat dan kemampuan kerja fisik.
- Kemampuan melakukan kerja fisik yang lebih berat berarti derajat sehat yang dimiliki lebih tinggi.
- Derajat sehat yang lebih tinggi dicerminkan oleh kemampuan melakukan kerja fisik yang lebih berat.
Mulai dari derajat sehat yang paling rendah yaitu sehat statis,
sampai derajat sehat yang paling tinggi misalnya seorang olahragawan
yang baru saja merebut piala dunia, masing-masing harus dilandasi oleh
tingkat kesegaran jasmani yang sepadan pula. Memang kesegaran jasmani
merupakan modal utama dalam kehidupan manusia; apakah orang tersebut
sebagai olahragawan, ABRI, pekerja kasar, pekerja sedang, maupun pekerja ringan seperti pelajar dan mahasiswa.
Kesegaran jasmani yang tinggi yang berarti pula derajat sehat yang
tinggi pasti akan menunjang kenaikan angka hadir pada kantor-kantor,
kuliah-kuliah maupun praktikum dan praktek lapangan, karena adanya
penurunan angka/kemungkinan sakit.
Begitu pula bagi para karyawan maupun para pekerja dengan skill (
ketrampilan ) yang sama dan factor-faktor lainpun sama, maka peningkatan
kesegaran jasmani akan dapat berkembang seirama dengan peningkatan
prestasi kerja. Hal ini dapat disebabkan karena berkurangnya factor
kelelahan maupun angka sakit.