Selasa, 19 Juli 2016

Kesehatan Sosial (Jasmani & Rohani) itu Penting

Kesehatan sosial ialah perikehidupan didalam masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap warga Negara mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupan sendiri serta kehidupan keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkan bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya. Jelas kiranya bahwa pengertian sehat adalah bersifat menyeluruh, menyangkut segala aspek manusia sebagai makhluk psikososiosomatis, suatu kebulatan antara jiwa raga dan lingkungannya.

Pengertian Sehat
Dalam rangkaian pengetahuan fisiologi olahraga, pengertian sehat nanti hanya akan dikemukakan terutama dalam hubungannya dengan fungsi alat-alat tubuh saja dalam dalam melaksanakan tugasnya untuk mendukung terlaksananya kegiatan jasmani yang diperlukan. Soedjatmo Soemowardojo menyatakan bahwa sehat menurut ilmu faal, adalah normalnya fungsi alat-alat tubuh. Oleh karena fungsi alat-alat tubuh berubah-ubah antara keadaan istirahat dan kerja maksimal seseorang, maka sehat ditinjau dari segi ilmu faal dapat dibagi dalam dua tingkat:
  1. Sehat statis : keadaan dimana fungi alat-alat tubuh dalam keadaan normal pada waktu istirahat.
  2. Sehat dinamis : keadaan dimana organ-organ tubuh berfungsi normal pada waktu melakukan kerja.
Orang yang sehat dinamis adalah juga sehat statis, tetapi yang sehat statis  belum tentu sehat dinamis. Contoh: Pada penderita penyakit jantung yang belum parah gejala akan tampak apabila orang tersebut melakukan aktivitas.
Jelas bahwa seseorang yang fungsi alat-alat tubuhnya hanya mampu melayani dan menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan jasmani pada saat istirahat saja, atau dikatakan pula hanya dalam keadaan sehat statis saja adalah sangat tidak produktif. Lain halnya pada seseorang yang dalam keadaan sehat dinamis, akan dapat menyesuakan dengan tuntutan jasmani. Karena tuntutan jasmani untuk kerja sangat bervariasi antara kerja ringan sampai kerja berat, maka berarti sehat dinamis adalah merupakan pengertian yang relatif dan berubah-ubah antara keadaan istirahat dan keadaan kerja maksimal seseorang.

Pengertian Kesegaran Jasmani
Secara harfiah physical fitness berarti kesesuaian fisik atau kecocokan jasmani. Dan hal yang harus sesuai dan dicocoki ialah tugas-tugasnya, yang dalam penunaiannya tergantung dari aspek-aspek jasmaniah dan rokhaniah individu bersangkutan. Misalnya untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya diperlukan kesesuaikan bentuk tubuh cabang olahraga bersangkutan, efektivitas organ-organnya untuk cabang olahraga tersebut, dan pandangan atau sikap individu untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Sehingga timbullah istilah:
–          anatomical fitness
–          physiological fitness
–          psychological fitness.
Seseorang dikatakan mempunyai anatomical fitness untuk melakukan suatu usaha/kegiatan, apabila ia memenuhi persyaratan kelengkapan anggota-anggota tubuh yang diperlukan untuk melakukan kegiatan itu.
Seseorang dikatakan mempunyai physiological fitness untuk melakukan suatu kegiatan, bila ia dapat melakukannya dengan tangkas dan dapat pulih (recovery) kembali  dengan cepat dari keadaan yang timbul sebagai akibat kegiatan tersebut. Semua kegiatan memerlukan kekuatan otot, ketangkasan dan daya tahan walaupun tidak sama untuk bermacam-macam kegiatan. Secara singkat physiological fitness ialah kemampuan tubuh untuk berfungsi secara optimal.
Seseorang dikatakan mempunyai psychological fitness untuk melakukan suatu kegiatan, bila ia mempunyai sifat-sifat mental yang diperlukan, misalnya kemauan yang besar yang memungkinkan mengatasi atau tidak menghiraukan rasa  yang tidak menyenangkan, rasa sakit dan sebagainya sebagai akibat dari berlangsungnya kegiatan tersebut.
Profesor Soetarman mengemukakan definisi kesegaran jasmani yang kiranya sudah cukup dapat dipakai sebagai sebagai pedoman dalam menghadapi kesimpang-siuran pengertian physical fitness tersebut diatas sebagai berikut:
“Kesegaran jasmani adalah aspek fisik menyeluruh yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap-tiap pembebanan fisik  (Physical stress) yang layak”
Berat tugas fisik pada seseorang adalah sangat individual, dan tergantung pada tugas pekerjaan masing-masing. Misalnya berat tugas fisik karyawan adsministrasi tentu berbeda dengan karyawan produksi, berbeda dengan staf ahli, berbeda dengan olahragawan dan sebagainya. Semakin berat tugas fisik yang harus dilakukannya, makin tinggi pula kesegaran jasmani yang harus dimilikinya.
Menurut Soedjatmo Soemowerdoyo (1984) kesegaran jasmani  (physical fitness)  lebih bertitik berat pada physiological fitness: yaitu kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas-batas fisiologis terhadap keadaan lingkungan (ketinggian, kelembaban, suhu, dan sebagainya)  dan atau kerja fisik dengan cara yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan, sehingga masih dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat rekreatf dan telah mengalami pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama pada esok harinya.
Dari pengertian tersebut diatas dapatlah disimpulkan bahwa pada dasarnya “physiological fitness” adalah derajat sehat yang sesuai dengan tugas fisik yang harus dilakukan oleh orang tersebut, sehingga kesegaran jasmani sesungguhnya adalah suatu pengertian yang bersifat relatif.
Menambah kesegaran jasmani, berarti mengadakan latihan; dan latihan jasmani berarti menambah kekuatan otot dan daya tahan. Dengan bertambahnya kekuatan otot, sikap tubuh menjadi lebih baik, orang dapat lebih lama berdiri tanpa jatuh pingsan dan kemungkinan pembesaran vena-vena di tungkai (varices) berkurang. Dengan meningkatnya kapilarisasi (bertambahnya pembuluh-pembuluh kapiler yang aktif) di dalam otot jantung, sebagai latihan terhadap daya tahan, akan mengurangi kemungkinan mendapatkan serangan jantung (penyakit jantung iskemik).
Pada hakekatnya kesegaran jasmani menyangkut kemampuan penyesuaian tubuh seseorang terhadap perubahan faal tubuh yang disebabkan oleh kerja tertentu, dan menggambarkan derajat sehat seseorang untuk berbagai tingkat kegiatan fisik.
Kita mengetahui bahwa untuk dapat melakukan sesuatu kerja diperlukan kondisi jiwa dan raga yang sepadan dengan tingkat kerja itu. Bagi seorang karyawan kantor misalnya, diperlukan kerja fisik dan mental yang berlainan daripada seorang pengemudi dan ia akan mempunyai kondisi yang berlainan pula dibandingkan pesilat terlatih. Jadi untuk setiap jenis pekerjaan diperlukan kondisi dan sarat faal yang sepadan sehingga kesegaran jasmani adalah derajat sehat yang sesuai dengan beratnya tugas fisik yang harus dilakukan seseorang. Dengan demikian maka kesegaran jasmani diartikan sebagai tingkatan kesehatan yang sesuai bagi tubuh untuk melakukan pekerjaan tertentu. Dengan demikian di dalam kesegaran jasmani didapatkan tiga unsur yaitu unsur sehat, unsur sesuai bagi tubuh, dan unsur kerja. Unsur sehat berarti alat-alat tubuh dalam keadaan normal tanpa ada gangguan seperti sakit demam, cedera otot dan lain-lain yang mengganggu aktivitas tubuh.
Sesuai bagi tubuh diartikan sebagai suatu kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri atau mengadaptasikan diri sedemikian rupa terhadap kerja, sehingga tidak lekas lelah dan dapat tetap aktif melaksanakan tugasnya sampai tua.
Sedangkan kerja , latihan pada hakekatnya merupakan peningkatan dari proses-proses faal dan biokimia sebagai jawaban terhadap meningkatnya tuntutan yang dibebankan kepada organ-organ tubuh, maupun seluruh system tubuh kita.
Selain daripada itu perlu diperhatikan bahwa didalam proses kehidupan, tubuh kita selain harus mempunyai kondisi fisik dan mental yang sesuai untuk pekerjaannya, juga harus mampu dan cepat dapat mengadakan readaptasi terhadap setiap kondisi kerja yang berubah. Jadi diperlukan suatu tenaga cadangan fisik maupun mental yang baik sehingga gairah untuk menyelesaikan pekerjaan yang meningkat dapat terjamin. Kesegaran jasmani seperti diuraikan ini merupakan kesegaran jasmani faali, yaitu terbentuknya tenaga cadangan pada organ-organ tubuh maupun system-sistem tubuh, sehingga manusia sebagai suatu keseluruhan sanggup dan siap untuk melakukan tugas-tugas yang diharapkan darinya.












Menurut Dangsina Moeloek, dari segi ilmu faal kesegaran jasmani diartikan kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Dalam bidang olahraga, untuk mencapai prestasi yang tinggi, adanya kesegaran jasmani yang tinggi (baik) pada olahragawan merupakan syarat mutlak yang tidak boleh diabaikan. Adanya tingkat kesegaran jasmani yang tinggi akan dapat meningkatkan penampilan dan mengurangi kemungkinan terjadinya cedera.

Kesegaran Jasmani, Kesehatan dan Produktivitas Kerja
Dari uraian-uraian diatas jelaslah bahwa pengertian kesehatan secara fisiologis dan kesegaran jasmani saling mengisi, sehingga dapatlah kiranya secara mendasar dikatakan sama. Hal ini dapat diungkapkan sebagai berikut:
  1. Kesegaran jasmani dimiliki oleh semua orang baik yang mempunyai derajat sehat yang tinggi maupun yang mempunyai derajat sehat yang tinggi maupun yang mempunyai derajat sehat yang rendah.
  2. Pembinaan/peningkatan kesegaran jasmani berarti pembinaan/peningkatan derajat sehat dan kemampuan kerja fisik.
  3. Kemampuan melakukan kerja fisik yang lebih berat berarti derajat sehat yang dimiliki lebih tinggi.
  4. Derajat sehat yang lebih tinggi dicerminkan oleh kemampuan melakukan kerja fisik yang lebih berat.
Mulai dari derajat sehat yang paling rendah yaitu sehat statis, sampai derajat sehat yang paling tinggi misalnya seorang olahragawan yang baru saja merebut piala dunia, masing-masing harus dilandasi oleh tingkat kesegaran jasmani yang sepadan pula. Memang kesegaran jasmani merupakan modal utama dalam kehidupan manusia; apakah orang tersebut sebagai olahragawan, ABRI, pekerja kasar, pekerja sedang, maupun pekerja ringan seperti pelajar dan mahasiswa.
Kesegaran jasmani yang tinggi yang berarti pula derajat sehat yang tinggi pasti akan menunjang kenaikan angka hadir pada kantor-kantor, kuliah-kuliah maupun praktikum dan praktek lapangan, karena adanya penurunan angka/kemungkinan sakit.
Begitu pula bagi para karyawan maupun para pekerja dengan skill ( ketrampilan ) yang sama dan factor-faktor lainpun sama, maka peningkatan kesegaran jasmani akan dapat berkembang seirama dengan peningkatan prestasi kerja. Hal ini dapat disebabkan karena berkurangnya factor kelelahan maupun angka sakit.